BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Organisasi adalah unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih, yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama. Berdasarkan definisi tersebut, maka organisasi meliputi perusahaan manufaktur, dan jasa, sekolah, rumah sakit, satuan militer, toko, kepemerintahan, negara bagian dan negara federal.
Berbicara tentang organisasi tentunya tidak akan terlepas dari seorang pemimpin dalam organisasi, yaitu seorang manajer. Manajer dapat diartikan sebagai individu-individu yang mencapai sasaran melalui perantara orang lain.
Dewasa ini para manajer harus dapat mengembangkan keterampilan interpersonal dan personal yang ia miliki jika mereka ingin efektif dalam pekerjaannya. Begitu pula dalam menyelesaikan permasalah yang dihadapi organisasi yang ia pimpin, harus mengembangkan keterampilan interpersonal dan keterampilan personalnya sehingga keputusan yang mereka ambil dapat berjalan efektif dan efisien. Seorang manajer ketika dihadapkan pada suatu permasalahan maka dia bisa saja menyelasaikannya secara teknis. Akan tetapi dengan keterampilan teknis saja kurang cukup, agar permasalahan dan penganbilan kepusan dapat dikerjakan dengan efektif maka manajer harus mengembangkan keterampilan yang ia miliki.
Untuk dapat menciptakan sebuah organisasi yang dapat berjalan secara efektip, seorang manajer juga harus mempelajari tentang perilaku yang dilakukan oleh individu, kelompok, dan struktur dalam organisasi, dan dapat mengetahu bagainama pengaruh perilaku tersebt terhadap perilaku organisasi. Oleh karena itu dalam makalah ini akn dibahas hal- hal yang berhubungan dengan perilaku organisasi.
2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dilakukan para manajer?
2) Apa manfaat penelitian sistematis perilaku organisasi(OB)?
3) Apa tantangan dan peluang dalam penerapan konsep-konsep OB?
4) Apa ilmu-ilmu yang terkait dangan OB
5) Apa yang menjadi analisis OB?
3. Tujuan
1. Mengetahui pekerjaan yang dilakukan para manajer
2. Mengetahui manfaat penelitian sistematis perilaku organisasi(OB)
3. Mengetahui tantangan dan peluang dalam penerapan konsep-konsep OB
4. Mengetahui ilmu-ilmu yang terkait dangan OB
5. Mengetahui bahan sanalisis OB
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep manajemen
Orang yang mengawasi kegiatan-kegiatan orang lain dan bertanggung jawab atas pencapaian tujuan dalam organisasi-organisasi disebut manager. Atau manajer dapat diartikan sebagai individu-individu yang mencapai sasaran melalui perantara orang lain. untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh manajer, maka kita dapat melihatnya dari fungsi-fungsi manajemen dan dari peran manajemen serta keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki manajer.
A. Fungsi manajemen.
Pada awal abad ke-20, Hanri Fayol mengemukakan bahwa manajer harus menjalankan lima fungsi manajemen: merencanakan, mengorganisasikan, memerintahkan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan. Namun seiring dengan perkembangan zaman, fungsi-fungsi tersebut mengalami penyempitan yaitu menjadi empat fungsi: perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian.
Sebuah organisasi didirikan semata-mata untuk mencapai sasaran . Untuk mencapai nya maka seorang manajer harus menggunakan fungsi perencanaan segingga sasaran organisasi dapai dicapai dengan baik. Fungsi perencanaan meliputi penentuan sasaran organisasi, penetapa strategi, dan pengembangan hirarki rencana menyeluruh untuk memadukan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.
Manajer juga bertanggungjawab dalam merancang struktur organisasi, hal ini dapat disebut dengan fungsi pengorganisasian. Fungsi tersebut meliputi penetapan tugas-tugas yang akan dilakukan (pembagian tugas), siapa yang akan melakukannya, bagaimana tugas dikelompokan, dan dimana keputusan harus diambil.
Organisasi merupakan kumpulan orang-orang untuk mengarahkan dan mengkordinasikan orang-orang tersebut, maka harus diterapkan fungsi kepemimpinan. Fungsi kepemimpinan meliputi memotivasi karyawan, mengarahkan orang-orang, memilih jalur komunikasi yang paling efektif, dan menyelesaikan konflik.
Fungsi pengendalin merupakan fungsi terakhir yang dilakukan manajer. Pengendalian ini dilakukan agar menjamin semua kegiantan berjalan sesuai rencana dan apabila terjadi penyimpangan, maka memanajer bertugas untuk mengembalikannya seruai dengan yeng telah direncanakan sebelunnya. Fungsi pengendalian mencakup pemantauan, pembandingan, dan mengoreksi.
B. Peran managemen
Pada akhir dasawarsa 1960-an, Mintzberg melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa pera manajer menjalankan sepuluh peran yang berbeda yang saling berkaitan. Sepuluh peran ini dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu kategori yang berkaitan dengan hubungan interpersonal, informasional, dan pengambilan keputusan. Berikut ini tabel penggolongan peran berdasarkan kategorinya.
Tabel 1
Peran-peran manajerial Mintzberg
Peran Uraian Contoh
Interpersonal
Kepala simbolis Kepala simbolis, diwajibkan menjalankan sejumlah tugas rutin ynag bersifat legal atau social Upacara, sambutan status, sosialisasi
Pemimpin Bertanggung jawab memotivasi dan mengarahkan karyawan Hampir semua kegiatan manajerial melibatkan karyawan
Penghbung Memelihara jaringan kontak luar yang memberikan bantuandan informasi menerima surat, pekerjaan dewan eksternalitas
Informasional
Monitor Menerima berbagai informasi , berperan sebagai pusat syaraf informasi internal dan eksternal organisasi. Menangani semua surat dan kontak yang dikategorikan terkait dengan penerinaan informasi.
Penyampai Menyalurkan informasi yang diterima dari luar atau dari karyawan lain ke anggota organisasi Meneruskan surat ke dalam organisasi untuk tujuan memberikan informasi; kontak verbal yang melibatkan aliran informasi kebawah seperti sesi kajian
Juru bicara Menyalurkan informasi ke orang luar atas rencana, kebijakan, tindakan, dan hasil organisasi berperan sebagai ahli industri organisasi tersebut. Pertemuan-pertemuan dewan, manangani kontak yang mencakup penyebaran informasi informasi ke orang luar.
Pengambilan keputusan
Pengusaha Mencari peluang dalam organisasi dan lingkungannya dan memprakarsai proyek-proyek untuk membuat perubahan Sesi-sesi strategi dan kajian mencakup pemprakarsaan atau perancangan proyek-proyek perbaikan
Pengelola gangguan Bertanggung jawab atas tindakan perbaikan ketika organisasi menghadapi gangguan penting yang tidak terduga Sesi-sesi strategi dan kajian mencakup gangguan dan krisis
Pengalokasi sumberdaya Membuat atau menyetujui keputusan penting organisasi Menjadwalkan meminta otoritas; menyusun anggaran, tugas pemprograman karyawan
Perunding Bertanggung jawab mewakili perusahaan dalam perundingan besar Perundingan kontrak
Sumber: diadaptasi dari The Nature of Nanagerial work oleh H Mintzberg.
C. Ketrampilan manajemen.
Seorang manajer dalam upaya mencapai sasaran memerlukan keterampilan-keternpilan yang harus mereka miliki. Robet Katz telah mengidentifikasikn tiga keterampilan manajemen yang mutlak diperlukan: keterampilan teknis, leterampilan personal, dan keterampilan konseptual.
• Keteretampiln teknis
Katerampilan teknis merupakan keterampilan yang meliputi pengetahuan dan keahlian khusus.
• Keterampilan personal
Keterampilan personal merupakan kemampuan untuk bekerja sama, memhami, den memotivasi orang lain, baik perorangan maupun dalam kelompok. Seorang manajer dalam menyelesaikan urusan-urusanya melalui perantara orang lain untuk itu dia harus mempunyai keterampilan personal yang baik, sehingga memudhkannya untuk berkomunikasi, memotivasi dan mendelegasikan.
• Keterampilan konseptual
Keterampilan konseptual merupakan keahlian yang berhubungan dengan menganalisa dan mendiagnosa situasi yang rumit. Misalnya dalam pengambilan sebuah keputusan, hal ini menuntut para menajer untuk dapat menandai masalah, mengidentifikasikan akternatif-alternatif yang dapat mengoreksi masalah, mengevaluasi alternatif-lterntif tersebut,dan memilih alternatif terbaik. Manajer dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan keterampilan teknis dan interpersonal, namun usaha itu akan gagal jika tidak disertai dengan keterampilan konseptual. Karena dengan keterampilan konseptual seorang manajer akan menyelesaikannya secara rasional dan dpat menafsirkan informasi.
2. Manfaat penelitian sistematik perilaku organisasi(OB)
A. Definisi OB
Perilaku organisasi (sering disebut sebagai OB) adalah suatu bidang studi yang memprlajari dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan tentang hal-hal tersebut demi kebaikan efektifitas organisasi (Robbins 2003)
Perilaku organisasi juga dapat diartikan sebagai telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang bertindak di dalam organisasi (Keith Davis & John W. Newstrom, 1990)
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
Perilaku organisasi sebagai bidang setudi berarti OB merupakan bidang keahlian yang terpisah dengan bidang pengetahuan umum. OB mempelajari tentang tiga determinan perilaku dalam organisasi: individu, kelompok, dan struktur. Disamping itu OB merupakan pengetahuan yang didapatkan tentang dampak individu, kelompok, dan struktur pada perilaku agar organisasi berjalam lebih efektif.
Ruang lingkup OB mencakup beberapa topik, yaitu meliputi motivasi, perilaku dan kekuasaan pemimpin, komunikasi interpersonal, struktur dan proses kelompok, pembelajaran, pengembangansikap dan persepsi, proses perubahan, konflik, desai pekerjaan, dan stres pekerjaan.
Karena OB merupakan keahlian yang mengkaji tentang perilaku dalam organisasi, maka OB memerlukan studi yang sistematis dalam memprediksikan perilaku dari berbagai individu dalam organisasi tersebut.
B. Penelitian sistematik OB
Perkiraan kita tentang apa yang dilakukan seseorang dalam suatu kesempatan namun pendekatan yang kita lakukan seringkali merupakan pendekatan umum dan berdasarkan intuisi dan hasilnya sering kali menyesatkan. Oleh karena itu kita perlu menggantikan pendekatan intuisi kita dengan pendekatan yang sistematis.
Studi sistematis adalah studi yang melihat pada hubungan-hubungan dan berupaya menentukan sebab akibat dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah, sedangkan intuisi adalah perasaan yang tidak didukung berdasarkan peneitian. Dasar dari Pendektan sistematis ini adalah keyakinan bahwa perilaku itu tidak bersifat acak. Perilaku berasal dan diarahkan untuk menuju satu titik akhir yang diyakini pelaku, yang belum jelas benar dan salahnya, sebagai kepentingan terbaik.
Perilaku umumnya bisa diperkirakan jika kita tahu bagaimana orang tersebut menyikapi situasi dan apa yang penting baginya. Meski terdapat perbadaan perilaku antara seseorang dengan orang lain jika ditempatkan pada situasi yang sama, namun terdapat konsistensi-konsistensi fundamental tertentu yang mendasari perilaku dari setiap orang yang dapat diidentifikasi dan dimodifikasi untuk mencerminkan perbedaan individu tersebut. konsistensi-konsistensi fundamental tersebut memungkinkan terjadinya perilaku yang sama antara seseorang dengan orang lain, Yakni berupa aturan-aturan(tertulis ataupun tidak) disemua tempat sehingga orang berperilaku sama.
3. Ilmu-ilmu pengetahuan yang terkait dengan konsep-konsep OB
a. Psikologi: ilmu yang berusaha menilai, menjelaskan dan sering kali mengubah perilaku manusia dan binatang lainnya. Sumbangan psikologi terhadap OB yakni mencakup pembelajaran, persepsi, kepribadian, emodi, pelatihan, evektivitas kepemimpinan kebutuhan dan kekuatan motivator, kepuasan kerja dan lain-lain
b. Sosiologi : sosiologi mempelajari hubungan manusia dengan sesamanya. Sumbangan sosiologi terhadap OB melalui penelitian mereka terhadap perilaku kelompok dalam organisasi adalah tentang dinamika kelompok, disain kerja, budaya organisasi, teori dan struktur organisasi formal, teknologi organisasi, komunikasi, kekuasaan dan konflik.
c. Psikologisosial adalah suatu bidang dalam psikologi, memadukan konsep baik ari psikologi ataupun dari sosiologi. Memfokuskan pembahasanya pada pengaruh seseorang terhadap orang lain. Sumbanannya terhadap konsep OB antara lain dalam bidang-bidang pengukuran pemahaman, dan perubahan sikap; pola komunikasi; pembangunan kepercayaan; cara kegiatan kelompok memuaskan kebutuhan individu; dan proses pengambilan keputusan.
d. Antropologi adalah sutuilmu yang mempelajari tentang manusia dan kegiatan mereka. Karya antopologi tentang budaya dan lingkungan telah membantu kita memahami perbedaan-perbedaan nilai fundamental, sikap, dan perilaku diantara orang-orang di negara yang berbeda dan di organisasi yang berbeda.
e. Ilmu politik adalah studi tentang perilaku individu dan kelompok dalam lingkugan politik. Sumbangsihnya terhadap konsep OB adalah penelitian dibidang strukturisasi konflik, alikasi kekuasaan, dan bagai mana orang memanipulasi kekuasaan untuk kepentingan individu.
4. Tantangan dan peluang penerapan konsep-konsep OB
A. Menyikapi globalisasi
Globalisasi telah memungkinkan suatu organisasi tidak lagi terkait oleh batas-batas negara, contohnya saja banyak karyawan baru di perusahaan telpon yang bermarkas di Finlandia semakin banyak direkrut dari India, Cina, dan negara-negara berkembang lainnya. Dengan perbandingan karyawan non-Finlandia kini melampaui jumlah karyawan finlandia di pusat penelitian baru Nokia di Helsinki.
Globalisasi mepengaruhi keterampilan personal manajer misalnya kemungkinan pertama seorang manajer ditugaskan oleh bosnya untuk memimpin sebuah anak perusahaannya yang berada dinegara lain sehinngga dia harus mengelola tenaga kerja yang kemunkinan berkebutuhan, beraspirasi, dan bersikap berbeda dengan karyawan yang berada di kampung halamannya. Kedua, dinegara sendiripun mungkin saja bila bekerja pada bos, rekan dan karyawan yang lahir dan dibesarkan dengan kebudayaan yang berbeda sehingga untuk memotivasi dan berkomunikasi anda dengannya berbeda.
Oleh karena itu, agar dapat bekerja secara efektif seorang manajer harus dapat memehami kebudayaan mereka, bagaimana kebudayaan itu membentuk mereka dan dan mengadaptasikan keterampilan manajer dengan perbedaan-perbedaan mereka.
Dalam konsep-konsep OB yang ada pada bab-bab selanjutnya akan lebih sering membahas bagaimana perbedaan-perbedaan budaya mungkin mengharuskan para manajer memodifikasi praktik-praktik mereka.
B. Mengelola keberagaman tanaga kerja
Keputusan dengan memberikan sudut pandang yang berbeda. Keberagaman tenaga kerja mempunyai implikasi penting pada praktik manajemen. Seorang manajer harus mengubah filosofi mereka dari memperlakukan setiap orang dengan cara yang sama menjadi mengenali perbedaan dan menyikapi mereka yang berbeda dengan cara-cara yang menjamin keseetiaan karyawan dan pendekatan produktifitas sementara, pada saat yang sama tidak melakukan diskriminasi. Perbedaan jika dikelola secara positif, dapat memungkinkan kreativitas dan inovasi dalam organisasi sekaligus memperbaiki pengambilan Namun kebergaman itu harus segera diatasi ketika keberagaman tidak ditangani dengan tepat ,terdapat potensi peningkatan upah, peningkatan kesulitan komunikasi,dan peinkatan konflik interpersonal.
C. Peningkatan kualitas dan produktifitas
Peter Wood menjadi menejer di bisnis yang sangat kopetitif. Pada 1997 wood menyadari konsuen semakin menginginkan produk khusus dan mereka tidak bersedia menunggu lama. Manajer semakin banyak mengalami tantangan diantaranya adalah mereka harus meningkatkan produktivitas organisasi dan kualitas produk.
Manajemen kualitas (Qualiti Managemen) didorong oleh pencapaian terus menerus kepuasan konsumen melalui perbaikan terus menerus proses organisasi. Dalam rangka peningkatan produktivitas dan kualitas menejer juga harus melibatkan karyawan yang sudah terlatih. Karyawan selain merupakan kekuatan bagi perusahaan, mereka juga akan lebih aktif dalam merancang perubahan-perubahan itu.
D. Menyikapi kelangkaan tenaga kerja
Pada masa kelangkaan tenaga kerja, tawaran upah dan tunjangan besar tidak akan cukup untuk mendapatkan dan mempertahankan pekerja terampil, para manajer perlu strategi-strategi perekrutan dan pemeliharaan yang maju. Dan OB dapat membantu manajer menciptakan strategi-strategi tersebut. Manajer yang tidak bisa memahami prilaku manusi dan tidak memiliki strategi-strategi jitu akan terancam tidak memiliki karyawan.
E. Peningkatan layanan pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan suatu dampak yang timbul dari pelayanan yang memuaskan dari para karyawan. OB tidak melakukan penelitian pada hal tersebut, karena bidanng garapannya adalah perilaku intern organisasi yang nantinya akan meningkatkan kinerja organisasi dengan menunjukan pada para manajer bagainama sikap dn perilaku karyawan terkait dengan kepuasan pelanggan. Dan masih banyak tantangan global yang lainnya yang akan diterangkan pada bab selanjutnya.
5. Yang dipelajari dalam konsep OB
Dalam mempelajari konsep OB maka kita menggunakan model, hal ini dilakukan agar dapat lebih mudah dipahami.
Model adalah abstraksi realitas, representatif sejumlah fenomena dunia nyata yang disederhanakan. Gambar berikut ini menyajikan kerangka model OB
Dari tingkat individu beralih ketingkat sistem organisasi maka secara sistematis kita menambah pemahaman kita tentang perilaku dalam organisasi. Ketiga tingkatan dasar itu dianggap sebagai dasar pembentukan model.
I. Variabel-variabel dependen
Variabel dependen merupakan faktor-faktor kunci yang ingin dijelaskan dan yang terpengaruh sejumlah faktor lain. Variabel dependen dalam OB menurut para ahli adalah sebagai berikut:
• Produktivitas: organisasi diakatakan produktif jika ia mencapai sasaran dengan meperhatiakn efektifitas dan efisiensi.
• Keabsenan: adalah tidak melapor untuk bekerja. Sukar bagi organisasi untuk dapat berproduksi mulus dan mencapai sasaran jika karyawan tidak melapor untuk pekerjaan mereka. Aliran kerja akan terganggu, dan sering keputusan-keputusan penting harus ditunda.
• Pengunduran diri: adalah pengunduran diri secara permanen baik suka rela ataupun terpaksa. Tingkat pengunduran yang tinggi mengakibatkan peningkatan biaya rekrutme, seleksi, dan pelatihan. Selain itu pengundurn diri dapat mengganggu efisiensi pengelolaan perusahaan jika personil berpengetahuan dan berketrempilan pergi sehingga pengganti harus ditemukan dandisiapkan untuk melanjutkan posisi tanggung jawab tersebu.
• Kewargaan organisasi: adalah perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerjaformal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebutsecara efektif. Organisasi memerlukan karyawan yang melakukan prilaku”kewargaan yang baik” seperti membuat peryataan konstruktif tentang kelompok kera mereka dan organisasi, membantu yang lain dalam timnya, menjadi relawan untuk aktifitas kerja ekstra, menghindari konplik yang tidakperlu, menunjukan kepedulian terhadap proferti organisasi, menghormati semangat sekaligus peraturan organisasi dan denngan lapang dada memakluni gangguan terkait kerja yang akan terjadi
• Kepuasan kerja: variabel dependen terakhir yang akan dikaji adalah kepuasan kerja. Yang secara sederhana kita definisiskan pada poin ini, sebagai sikap umum individu terhadap pekerjaannya.
II. Variabel-variabel independen
Variabel independen merupakan dugaan penyebab dari sejumlah perubahan variabbel dependen. Variabel independen diklasifikasikan sesuai dengan tingkatan dasar model OB.
variabel –variabel level individu.
Seseorang memasuki organisasi dengan karakteristik tertentu akan mempengaruhi perilaku mereka dalam organisasi. Karakteristik yang paling jelas adalah karakteristik personal seperti usia, jenis kelamin, dan status perkawinan; karakteristik pribadi; kerangka kerja emosi bawaan; nilai-nilai dan sikap serta kemampuan dasar. Karakteristi-karakteristik tersebut mempunyai dampak riil pada perilaku organisasi.
Variabel-variabel level kelompok
Perilaku manusia dalam kelompok berbeda dengan perilaku yang ia lakukan ketika mereka sendiri. Pada bab 8 akan di jelaskan bagai mana individu dalam kelompok dipengaruhi oleh pola-pola perilaku yang diharapkan akan mereka lakukan, apa yang dianggap dapat diterima oleh kelompok dalam standar perilaku, dan tingkat kesukaan anggota kelompok terhadap anggota lain.
Variabel-variabel sistem organisasi
Tepat seperti teori yang menyatakan bahwa kelompok adalah lebih dari jumlah anggota-anggota individualnya. Begitu juga dengan organisasi, organisasi lebih dari jumlah anggota kelompok mereka. Yang akan dijelaskan dalam variabel sistem organisasi adalah rancangan organisasi formal, proses kerja, dan pekerjaan; kebijakan-kebijakan dan praktik-prakti sumberdaya manusi dan kebudayaan internal.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Dari apa yang telah diutarakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa seorang menajer harus dapat mengembangkan keterampilan personal dan interpersonalnya sehingga dapat melakukan pekerjaannya dengan efisien
b. Manfaat dari penelitian sistematis perilaku organisasi (OB) adalah ketika kita menggunakan studi sistematis maka kita dapat memprediksi perilaku seseorang dalam suatu keadaan dengan tepat.
c. Diantara tantangan dan peluang dalam penerapan konsep-konsep adalah globalisasi, mengelola keberagaman tenaga kerja, peningkatan kualitas dan produktifitas, menyikapi kelangkaan tenaga kerja, dan peningkatan layanan pelanggan.
d. Ilmu-Ilmu yang terkait dangan OB diantaranya adalah psikologos, sosiologi, psikologisosial, antropologi dan ilmu politik
e. yang menjadi analisis OB ialah perilaku dalam level individu, level kelompok dan level sistem organisasi.
2. Saran
OB sangat diperlukan dalam mengelola suatu organisasi, baik itu berupa sekolah, perusahaan, rumag sakir, lembaga kepemerintahan serta organisasi yang lainnya. Oleh karena itu hendaknya konsep-konsep OB dapat diterapkan oleh setiap manajer dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat berjalan dengan efisien.
Bagi organisasi yang manajernya belum dapat menerapkan konsep-konsep OB, hendaknya organisasi tersebut memberikan penyuluhan atau pelatihan kepada manajernya agar dapat menerapkan konsep tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen p.2003. Perilaku Organisasi. Indeks
http://one.indoskripsi.com/artikel-skripsi-tentang/manajemen-berbasis-sekolah
http://rinoan.staff.uns.ac.id/files/2009/02/pengantar-perilaku-organisasi-v-2.pdf()
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_organisasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar